Menu Info
 
 
 
 
 
 
 
Sekilas Tentang Fakultas Sastra Undip

Usaha mendirikan Fakultas Sastra dan Budaya di Universitas Diponegoro (Undip) diawali dengan dibentuknya Panitia Pembentukan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Diponegoro, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Undip No. 626/Adm/BUP/1965 tertanggal 25 Januari 1965.

Susunan Panitia tersebut adalah sebagai berikut :

Prof. Sunario, S.H.

Ketua

Ir. J. Rais

Ketua

Prof. A. Sigit

Anggota

Prof. R. Soemadi Soemowidagdo

Anggota

W.J.S. Poerwadarminta

Anggota

Slamet Rahardjo, M.A.

Anggota

Surono Tjitrosantjoko

Anggota

Drs. Tan Wei Lie

Anggota

M. Marsono

Anggota

Drs. Fadjar

Anggota

Dasar gagasan pendirian fakultas, sebagaimana tercermin dalam konsideran Surat Keputusan Rektor, antara lain menyebutkan :
1. Jawa Tengah merupakan suatu daerah yang kaya sumber sejarah, budaya dan kesusasteraan Indonesia.
2. Untuk dapat mempelajari dan mengembangkan sejarah, budaya dan kesusasteraan, sudah seharusnya didirikan sebuah Fakultas Sastra dan Budaya di Universitas Diponegoro.

Berkat kerja keras panitia, akhirnya gagasan mendirikan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Diponegoro terwujud pada tanggal 1 September 1965, dengan Surat Keputusan Menteri PTIP. No. 173/1965, tertanggal 21 Agustus 1965 dan diresmikan oleh Menteri PTIP, dr. Syarif Thayeb pada tanggal 12 September 1965. Pada kesempatan itu sekaligus dilantik dekan Fakultas Sastra yang pertama, yaitu Prof. Soenario, S.H.

Pendirian fakultas sesuai dengan konsideran, yaitu mendidik calon-calon sarjana, khususnya dalam bidang kebudayaan Indonesia, maka satu-satunya departemen yang dibuka waktu itu adalah Departemen Indonesiologi. Sarjana-sarjana yang dihasilkan diharapkan dapat meneliti dan memperluas wawasan pengetahuan tentang kebudayaan Indoesia, sehingga mampu memperkenalkannya kepada dunia internasional.

Sejalan dengan tuntutan zaman, pada tahun 1967 dibuka departemen baru, yaitu Departemen Anglo Saxon. Mengingat dasar keindonesiaan merupakan tujuan utama, maka pemisahan jurusan baru dilakukan pada tahun ketiga. Sejak tahun 1968 kebijakan itu ditinjau kembali, namun baru dalam rapat tanggal 31 Januari 1970, Senat Fakultas menerima usulan W.J.S. Poerwadarminta, tentang "Pokok-pokok Usul Penyempurnaan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Diponegoro", yang isinya antara lain: bahwa tujuan utama Fakultas Sastra dan Budaya adalah mendidik serta membimbing mahasiswa agar memiliki pengetahuan budaya bangsa dan tetap mempertahankan sifat 'Indonesia Sentris'. Berdasarkan sasaran yang akan dicapai, maka pola pendidikan di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Diponegoro waktu itu mirip dengan apa yang sekarang dikenal sebagai kajian wilayah.

Pada rapat tanggal 18 Mei 1972, Senat Fakultas Sastra memutuskan untuk membuka Departemen Sejarah. Dengan demikian Fakultas Sastra Undip telah memiliki tiga departemen, yaitu: Departemen Indonesiologi, Departemen Anglo Saxon dan Departemen Sejarah. Selanjutnya, untuk menyempurnakan kurikulum dan lain-lain, diputuskan bahwa pembagian departemen sudah dimulai sejak tahun pertama.

Departemen Indonesiologi dan Anglo Saxon pada tahun 1973 mulai membuka tingkat doktoral, sedangkan untuk Departemen Sejarah, karena keterbatasan pengajar, baru dibuka sampai tingkat sarjana muda. Akibat banyaknya mahasiswa yang tidak melanjutkan kuliah, maka baru pada tahun 1974 Fakultas Sastra dan Budaya Undip meluluskan dua sarjana pertama dari Departemen Indonesiologi dan Anglo Saxon.

Dibukanya Departemen Sejarah semakin membuka peluang untuk mempelajari semua aspek keindonesiaan, sehingga akhirnya tersedia wahana yang lebih memadahi untuk merealisasikan misi fakultas. Namun demikian, perkembangan lebih lanjut sejalan dengan pengarahan Subkonsorsium Sastra dan Filsafat, agar semua fakultas sastra di Indonesia menuju keseragaman, maka niat mendirikan fakultas sastra dengan corak tersendiri sebagaimana dicita-citakan para pendirinya tidak sepenuhnya terlaksana. Sebagaimana fakultas sastra lainnya di Indonesia, Departemen Indonesiologi berganti menjadi Jurusan Sastra Indonesia, Departemen Anglo Saxon menjadi Jurusan Sastra Inggris dan Departemen Sejarah menjadi Jurusan Sejarah.

Fakultas Sastra Undip pada tahun 1976 mulai melaksanakan pendidikan dengan sistem kredit. Kemudian mulai tahun 1978 diterapkan program pendidikan sarjanan selama empat tahun dengan jumlah kredit sebanyak 140 SKS. Ketika program baru berjalan satu tahun, terbit Surat Keputusan Mendikbud No. 0124/U/1979 tertanggal 8 Mei 1979, tentang Program Pendidikan Tinggi. Dalam surat keputusan tersebut ditetapkan bahwa beban studi untuk Program Strata 1 (S1) adalah antara 144 - 160 SKS, dengan lama studi empat sampai tujuh tahun.

Mulai tahun 1979/1980 kurikulum yang berlaku didasarkan pada kurikulum minimum dari Konsorsium Sastra dan Filsafat, maka disusunlah kurikulum beriku silabus untuk setiap mata kuliah. Sementara itu, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud No. 0551/10/1983 tertanggal 8 Desember 1983, nama Fakultas Sastra dan Budaya diganti menjadi Fakultas Sastra.

Perkembangan lebih lanjut, bagi mahasiswa angkatan 1984/1985, kurikulum yang berlaku adalah kurikulum inti yang ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Sesuai dengan acuan tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro No. 1410/SK/PT09/1984 tertanggal 23 Juli 1984, maka kurikulum yang berlaku di Fakultas Sastra Universitas Diponegoro adalah kurikulum inti ditambah dengan Mata Kuliah Kekhususan (MKS) dan Mata Kuliah Pilihan (MKP). Mahasiswa angkatan 1996/1997 berlaku kurikulum berdasarkan SK Rektor Universitas Diponegoro No. 324/BK/Prog/1996 tertanggal 3 Oktober 1996, sesuai dengan Surat Keputusan Mendikbud RI No. 0314/U/1994 tertanggal 30 November 1994, tentang kurikulum yang berlaku secara Nasional Program Sarjana Ilmu Sastra dan Filsafat.

Mulai tahun 1992, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro merintis program-program studi baru, baik tingkat Diploma III, S1 maupun S2. Untuk membuka program Diploma III Kearsipan, dibuka program pelatihan kearsipan pada tahun 1992, dan baru pada tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 64/DIKTI/Kep/1994 tertanggal 14 Februari 1994, dibuka Program Diploma III Kearsipan. Pada tahun 1995 dibuka Program Diploma III Bahasa Inggris berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 16/DIKTI/Kep/1995 tertanggal 1 Februari 1995. Pada tahun ajaran 1997/1998, berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 646/DIKTI/Kep/1996 tertanggal 12 September 1996, dibuka Program Diploma III Perpustakaan dan Informasi. Disusul kemudian Program S1 Ekstensi Sastra Inggris, yang dibuka berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 521/DIKTI/Kep/1996tertanggal 12 November 1996. Pada tahun ajaran 2001/2002 dibuka Program Diploma III Bahasa Jepang berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 27/DIKTI/Kep/2001 tertanggal 30 Januari 2001. Program studi lain yang sedang dalam proses pendirian adalah: Program Diploma III Penyuntingan dan Penerbitan, Program S2 Susastra, Linguistik dan Kebudayaan.

Fakultas Sastra Universitas Diponegoro dari tahun 1965 hingga sekarang telah beberapa kali mengalami pergantian pimpinan fakultas. Adapun para pejabat dekan secara berturut-turut adalah: Prof. Soenario (1965-1966), Prof. Soemadi Soemodigdo (1966-1971), Drs. Darmawan Amirnoto (1972-1973), Drs. Soedjarwo (1974-1975), dr. A. Suroyo (1975), Slamet Rahardjo, M.A. (1976-1979), Drs. Soedjarwo (1980-1986), Drs. Sadarto Cokrowinoto (1986-1989), Prof. Dr. Istiati Soetomo (1989-1992) Drs. Anhari Basuki, S.U. (1992-1998) dan Prof. Dr. Th. Sri Rahayu Prihatmi, M.A. (1998-sekarang).